Sukses

Alasan Elon Musk Ingin Bawa Manusia Pergi ke Planet Mars

Elon Musk mengungkap alasannya memiliki rencana untuk bisa membawa manusia ke Planet Mars, bahkan membangun koloni di sana.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk sejak lama dikenal sebagai sosok yang berambisi membawa manusia untuk pergi ke Mars. Bahkan, CEO SpaceX ini terang-terangan memiliki ide membangun koloni di Planet Merah tersebut.

Saat menghadiri event B20 Summit secara virtual, rencana ini sempat disinggung oleh CEO dan President Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie. Ia mengajukan pertanyaan kepada Elon, mengapa mau menjelajah Mars, padahal saat ini masih ada orang yang mempercayai Bumi datar.

Menjawab pertanyaan tersebut, Elon menuturkan, hal itu ia lakukan karena dilihat sebagai sebuah masa depan yang seru dan menginsipirasi bagi dirinya. Terlebih, ia menuturkan, bayangkan apabila hal ini ternyata bisa dilakukan.

Kendati memiliki rencana pergi ke Planet Mars, bukan berarti ia tidak melakukan hal lain untuk menyelesaikan masalah di Bumi. Sebab, ia menyebut, selalu ada masalah di Bumi dan kita perlu untuk menyelesaikannya.

"Saya pikir 99 persen usaha kita perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah di Bumi. Dan, 1 persen upaya kita dilakukan untuk melakukan penjelajahan luar angkasa dan sebagainya, karena itu merupakan hal menarik dan menginspirasi," tuturnya di event B20, Senin (14/11/2022).

Ia menyatakan, kehidupan ini tidak melulu hanya tentang memecahkan masalah. Manusia tetap perlu melakukan hal-hal yang menginsipirasinya dan menjadi alasan untuk terus melanjutkan hidup.

"Kehidupan tidak hanya tentang memecahkan masalah. Pasti ada hal-hal yang menginspirasi yang membuat Anda bahagia untuk melanjutkan hidup dan senang bangun di pagi hari," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemilik baru Twitter ini juga memberikan pesan bagi para generasi muda. Ia berujar generasi muda termasuk di Indonesia harus bisa mengajukan pertanyaan mengenai masa depan seperti apa yang mereka inginkan.

Elon Musk menambahkan, ketika peradaban berkembang, baik dari skala dan ruang lingkupnya bersama dengan kesadaran mereka, hal tersebut tentu akan menjadi masa depan yang baik. Sebagai contoh, manusia saat ini mulai bertransisi memanfaatkan energi berkelanjutan.

"Kemudian hal lain yang bisa dilakukan adalah mengembangkan pengetahuan manusia, sehingga kita bisa memahami sifat alam semesta dan tempat kita di dalamnya, serta bagaimana kita bisa sampai di sini, dan mencari arti kehidupan," ujar Elon Musk.

Ia mencontohkan, salah satu hal yang juga bisa dilakukan adalah menjelajah sistem tata surya.

"Dan, siapa tahu kita bisa menemukan peradaban alien (asing) dan menyibak peradaban alien yang mungkin ada jutaan tahun lalu, seperti jika kita melihat reruntuhan peradaban kuno saat ini. Saya pikir ini sangat menarik bagi kita untuk keluar dan menjelajah galaksi," tuturnya menutup pernyataan.

2 dari 5 halaman

Elon Musk Mengaku Mati Lampu Saat Tampil di B20, Zoom Diterangi Lilin

Untuk diketahui, Elon Musk hadir sebagai salah satu pembicara di B20 Summit Bali secara virtual, Senin (14/11/2022).

Pria terkaya di dunia yang kini menjadi pemilik Twitter tersebut tampil melalui layanan konferensi video Zoom pada pukul 10.00 WIB atau 11.00 WITA.

Dalam tayangan video, Musk tampil dengan latar belakang gelap dan mengaku kalau di kediamannya sedang mati lampu.

"Kami sedang mengalami mati listrik, terjadi beberapa menit sebelum acara dimulai. Maka dari itu saya berada dalam gelap," ujarnya disambut tawa oleh para peserta B20.

Ia mengaku duduk dalam kegelapan dan diterangi lilin. "Ini sangat aneh," ujar Musk sembari tertawa.

Meski tampil gelap-gelapan di B20 Summit, batik yang dikenakan Elon Musk menyita perhatian warganet.

Menurut Anindya Bakrie yang tampil sebagai moderator, batik yang dipakai Elon Musk berasal dari salah satu desa di Sulawesi Tengah.

"Terima kasih telah memakainya. Batik itu kami kirimkan 15.000 km jauhnya," tutur CEO dan President Bakrie & Brothers tersebut saat menjadi moderator dalam sesi 1-on-1 tersebut.

3 dari 5 halaman

Batik Bomba

Menurut Anindya, batik yang dikenakan Elon merupakan Batik Bomba. Batik tersebut berasal dari salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang juga dikenal sebagai penghasil nikel.

"Batik Bomba yang Anda gunakan berasal dari sebuah desa kecil di Sulawesi Tengah. Di tempat tersebut Anda akan menemukan banyak nikel, sehingga mungkin Anda ingin mengunjunginya," tutur Anindya.

Untuk diketahui, Elon menjadi pengisi dalam sesi 1-on-1 di B20 Summit dengan tema Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation. Dalam sesi itu, ia berbicara mengenai sejumlah topik, mulai dari SpaceX, Tesla, Boring Company, hingga rencananya membawa manusia ke Mars.

Awalnya, Elon dijadwalkan untuk menghadiri secara langsung event B20 kali ini. Namun menurut Chairwomen B20, Shinta Kamdani, ia tidak bisa datang langsung ke Indonesia dan memilih hadir secara virtual.

Shinta menuturkan, absennya pemilik baru Twitter ini ke Bali, karena ada urusan mendadak. "Ada urusan mendadak. Elon tadinya mau hadir cuma mendadak ada urusan dia," tutur Shinta seperti dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Sebagai informasi, B20 merupakan forum dialog resmi KTT G20 yang dilakukan komunitas bisnis global. Didirikan pada 2010, B20 bertugas merumuskan rekomendasi kebijakan tentang-tentang isu seputar bisnis. 

4 dari 5 halaman

Kata Elon Musk soal SpaceX Bangun Fasilitas Peluncuran Roket di Indonesia

Di samping itu, saat sesi 1-on-1 tersebut, CEO dan President Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie, menceritakan pengalamannya saat mengunjungi fasilitas SpaceX yang ada di Boca Chica, Texas, Amerika Serikat.

Ketika itu, ia mendengar dari beberapa insinyur menyebut lokasi terbaik untuk meluncurkan roket berada di ekuator atau garis khatulistiwa. Hal itu juga diamini oleh Elon Musk yang menuturkan, lebih tepatnya pegunungan rendah di ekuator.

Lantas, dengan wilayah Indonesia yang berada di khatulistiwa, termasuk rencana ibu kota baru yang ada di ekuator, Anindya pun menanyakan apakah ada kemungkinan adanya fasilitas peluncuran (launching pad) SpaceX di Indonesia?

Menjawab hal tersebut, Elon Musk menyebut, dalam jangka panjang hal tersebut memang masuk akal. "Saya rasa dalam jangka panjang, hal itu masuk akal untuk meluncurkan platform dari berbagai negara," tuturnya saat hari kedua B20, Senin (14/11/2022).

Lebih lanjut ia menuturkan, fasilitas peluncuran ini nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan antar negara menggunakan roket. Dengan roket, perjalanan antar bagian di dunia bisa berlangsung lebih singkat.

"Dengan menggunakan roket, Anda bisa melakukan perjalanan dari satu bagian dunia ke bagian lain dengan 20 kali kecepatan suara," tuturnya menjelaskan. Jadi, melakukan perjalanan ke wilayah mana saja di Bumi dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam.

(Dam/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara